Di masyarakat saat ini, sudah bukan rahasia lagi bahwa antara pemikiran dan gerakan Islam liberal dan radikal sedang terjadi tarik ulur yang didasari atas berbagai kepentingan.
Oleh karena itu, sebagian kalangan kini banyak yang kemudian melirik pentingnya pengembangan dan peneguhan yang lebih luas bagi keberadaan Islam moderat. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Islam moderat?
Di dalam bahasa Arab, “wasat atau wasatiyya” bisa disamakan dengan kata moderat, meski kadang – kadang kata mutawassit juga sering digunakan. Di dalam bahasa Arab modern, Islam moderat disebut sebagai al-Islam al-wasat.
Dalam pengertian yang lazim kita kenal dan berkembang saat ini, Islam moderat dapat diartikan sebagai corak pemahaman Islam yang menolak cara – cara berbau kekerasan yang dilakukan oleh kalangan yang lain, terutama yang menganut ajaran Islam radikal.
Oleh karena itulah, Islam moderat seringkali diperlawankan dengan Islam radikal. Seorang mantan anggota kelompok Islam radikal Mesir bernama Tawfik Hamid, mendefinisikan Islam moderat sebagai Islam yang menolak secara tegas hukum – hukum agama yang membenarkan adanya tindak kekerasan serta deskriminasi. Dirinya juga menyebut secara spesifik hukum dalam agama atau shariah yang dia anggap sebagai pembenar tindakan kekerasan.
Bagi sebagian kalangan, definisi yang diungkap oleh Tawfik Hamid mungkin masih terlalu “liberal”.
Alasannya, karena definisi tersebut menganjurkan kritik terhadap hukum di dalam ajaran Islam yang dia anggap sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan saat ini.
Namun, Tawfik Hamid paham benar bahwa di dalam agama ini ada hukum – hukum yang dapat “disalahgunakan”, terutama untuk memberikan pembenaran terhadap tindak kekerasan maupun terorisme. Bagi dirinya, Islam moderat merupakan antithesis Islam radikal yang menolak kekerasan semacam itu.
Dalam definisi yang lain yang diungkapkan oleh Dr. Moqtedar Khan, Islam moderat juga diperlawankan dengan Islam radikal.
Menurutnya, ada dua perbedaan mendasar antara Islam moderat dan radikal, yaitu bahwa Islam moderat lebih menekankan pentingnya prinsip ijtihad dalam pengertian yang jauh lebih luas, yakni kebebasan berpendapat namun tetap berpedoman kepada dua sumber utama, yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah sedangkan Islam radikal lebih menitikberatkan pada konsep jihad.
Lalu, apa pentingnya Islam moderat bagi kehidupan beragama saat ini? Dari dua pandangan di atas saja sudah dapat kita simpulkan bahwa Islam moderat merupakan perwujudan dari Islam yang tidak mengedepankan atau “meng-halalkan” tindak kekerasan.
Melalui pemberitaan di media massa, kita melihat berbagai gambaran bahwa telah banyak terjadi tindak kekerasan, baik antara sesama umat Islam maupun dengan agama lain. Islam moderat hadir sebagai konsep, yang mungkin tidak lagi baru, yang menawarkan suatu gerakan atau faham yang lebih mengedepankan perdamaian tanpa kekerasan.
Namun sayangnya, justru banyak kalangan yang memandang faham Islam moderat ini sebagai tindakan yang menentang hukum – hukum Islam, padahal sejatinya tidak. Di dalam Islam Moderat, segala sesuatu, baik hukum maupun tata cara berinteraksi dengan lingkungan tetap berlandaskan dua sumber utama Islam, yakni al-Qur’an dan Sunnah. Jika Islam moderat lebih memilih untuk tidak mengambil tindakan kekerasan, itu semata – mata adalah karena hal semacam itu sudah lagi tidak terlalu dibutuhkan.
Berpegang kepada faham Islam yang lebih moderat juga bukan berarti memberikan ruang dan ijin untuk tindakan – tindakan yang berlawanan dengan ajaran Islam.
Meski memiliki pandangan yang lebih “cinta damai dan toleran”, namun di dalam kerangka menegakkan syariah, faham ini tetap harus konsisten dan tidak mudah terpengaruh. Sikap toleran, terutama kepada penganut agama lain, sangat dikedepankan, seperti halnya pada jaman Rasulullah, namun kita sebagai umat muslim juga tetap memiliki kewajiban untuk mencegah terjadinya kemungkaran.
Apakah pandangan Islam moderat dibutuhkan? Melihat fenomena yang terjadi saat ini, agaknya tidak ada obat lain yang dapat menekan tindak kekerasan yang terjadi selain dengan berpandangan lebih moderat.
Meski oleh sebagian kalangan, Islam moderat seringkali disamakan dengan sekulerisme, namun sejatinya tidak. Islam moderat bukanlah penganut faham sekuler, Islam moderat juga bukanlah pandangan yang diajarkan oleh Amerika dan sekutunya. Islam ini tumbuh dan berkembang sebagai solusi bagi maraknya tindakan kekerasan yang terjadi, baik sesama umat Islam maupun dengan penganut agama lain.
