Dalam agama Islam, kesuksesan tidak diterjemahkan melalui sisi dunia semata tetapi juga berorientasi pada kehidupan di akhirat. Kesuksesan seperti ini hakiki, dimana seseorang memiliki kepribadian yang tenang, terampil, terencana, tekun, tertib, tegar dan tawadhu. Ia juga mempunyai kredibilitas tinggi serta dapat dipercaya atas kejujuran, kecakapan dan kemampuan untuk selalu mengembangkan diri dunia akhirat.
Setiap manusia diwajibkan berusaha dan berdoa serta menyerahkan hasil akhirnya kepada Allah SWT. Mencari rejeki yang halal menjadi salah satu upaya yang sangat dianjurkan. Tidak ada salahnya untuk terus berusaha agar menjadi pribadi yang sukses. Namun, seringkali kesuksesan yang identik dengan kehidupan mewah dan kecintaan terhadap dunia berlebihan menjadikan seseorang mendapatkan pengaruh buruk dari harta yang melimpah, sehingga ia menjadi hamba yang lalai.
Rasulullah memperingatkan kepada seluruh umat Beliau tentang besarnya fitnah (kerusakan) harta dan kedudukan duniawi dalam merusak agama dan keimanan seseorang. Continue reading