Kenapa Shalat Kita Belum Khusyu’ ?

Jika kita masih tergesa-gesa mendirikan shalat saat istirahat, artinya kita lebih suka memilih cara istirahat yang lain selain shalat. Kalaulah alasan kita untuk makan, bisakah kita mengatur bagaimana agar makan tidak mengganggu shalat kita? Tidak memprioritaskan shalat adalah salah satu ciri kita masih belum khusyu’ dalam mendirikan shalat.

Berikut adalah daftar pertanyaan yang bisa kita jadikan renungan untuk muhasabah diri.

1. Sudahkan Anda merasakan kenikmatan, keamanan, dan ketentraman saat melakukan shalat?

2. Apa yang Anda rasakan saat kita akan mendirikan shalat? Apakah Anda merasa senang karena akan berjumpa dengan Allah? Atau dirasakan mengganggu aktivitas? Jika merasa senang, sejauh manakah kesenangan ini?

3. Bagaimana saat Anda melakukan shalat? Apakah ingin cepat selesai? Atau betah saat shalat karena merasakan betapa nikmatnya saat dekat dengan Allah?

4. Apakah Anda mengingat dan merasakan detik demi detik saat mendirikan shalat? Atau tahu-tahu sudah selesai?

5. Sejauh manakah rasa optimisme Anda?

6. Sejauh manakah tingkat motivasi Anda?

Cukuplah enam pertanyaan ini bisa mendiagnosa bagaimana kondisi shalat Anda, apakah sudah khusyu’ atau belum. Namun ada yang jauh lebih penting dibandingkan dengan pertanyaan itu, yaitu jawaban Anda. Anda harus menjawabnya dengan jujur, dari hati yang paling dalam, karena hanya Anda yang mengetahui kondisi hati sesungguhnya.

Jika kita sudah bisa menjawab dengan sejujur-jujurnya jawaban, maka cukup satu pertanyaan yang perlu diajukan, apakah shalat Anda sudah khusyu’?

Mengapa Shalat Tidak Khusyu’?
Maka muncul pertanyaan, mengapa kita tidak khusyu’? Apa yang salah? Jika kita kembali ke Al Qur’an, ciri orang uang khusyu’ adalah orang yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan akan kembali kepada-Nya, sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran:

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS Al Baqarah:45-46)

Jadi kunci mengapa kita belum khusyu’ adalah keyakinan. Saya tidak mengatakan bahwa orang yang tidak khusyu’ tidak memiliki keyakinan atau tidak beriman. Orang yang melakukan shalat pastilah orang yang beriman. Orang yang tidak beriman tidak akan mau shalat. Kemauan seseorang untuk melakukan shalat sebagai tanda bahwa sudah ada iman di hatinya.
Yang menyebabkan dia tidak khusyu’ adalah level keimanan dan kehadiran keimanan tersebut saat akan dan sedang shalat. Mungkin saat itu keimanan sedang futur.

Sebagian umat Muslim, melakukan shalat hanya untuk menggugurkan kewajiban. Mengapa mereka menggugurkan kewajiban? Karena mereka takut dosa dan disiksa di akhirat. Ini juga sebuah keimanan. Mereka menganggap bahwa shalat hanya perintah yang menjadi beban bagi kita, sehingga mereka ingin segera melewatinya. Ini alasan mengapa tidak khusyu’, mungkin kita pun menganggap shalat itu hanya beban, bukan lagi kebutuhan.

Alasan ketiga, karena masih banyak yang terdokrin bahwa shalat khusyu’ itu sulit dan tidak akan mampu dilakukan. Setiap berbicara tentang khusyu’ sering kali komentar pertama adalah “susah”. Penyebab mengapa mengapa susah itu ada dua kemungkinan, yang pertama karena masih berpikiran negatif dan yang kedua adalah belum mengetahui caranya.